Hotel Aryaduta Jakarta konon merupakan hotel bintang lima tertua di Indonesia. Selain unik, ada beberapa cerita seru loh saat aku menginap cantik di hotel ini. Difasilitasi oleh Bank Indonesia, aku dan beberapa finalis lomba FeskaBI berkesempatan untuk menginap di hotel Aryaduta Tugu Tani Jakarta selama 4 hari 3 malam.
Daftar Isi
ToggleTapi ada pengalaman unik selama menginap di hotel ini nih, Temans. Tak hanya berdasarkan cerita dari teman-teman finalis lain, bahkan aku sendiri mengalami hal aneh dan seru saat itu. Bahkan saat malam pertama menginap, aku beneran nggak bisa tidur. Konon katanya, ada aura lain saat malam hari di hotel Aryaduta ini?
Ettapi itu bener nggak sih? Apa Cuma kebetulan? Hmmm… penasaran? Baca sampai habis, yuk!
Sejarah Hotel Aryaduta Jakarta
Menurut literatur yang pernah kubaca, hotel Aryaduta Jakarta dibangun sejak tahun 1971 selama tiga tahun hingga resmi dibuka pada tahun 1974. Hotel Aryaduta Jakarta juga koknon merupakan salah satu hotel bertaraf bintang lima tertua di Indonesia. Dengan sejarahnya yang panjang, hotel ini bahkan telah berganti nama sebanyak empat kali sejak diresmikan.
Dulunya, Hotel Aryaduta Jakarta ini bernama The Ambassador saat pertama kali diresmikan. Namun dua tahun setelahnya, hotel ini mengalami perubahan nama menjadi Hyatt Aryaduta Hotel Jakarta setelah menandatangani kontrak kerjasama management hotel dengan Hyatt International.
Kemudian pada tahun 1990, hotel ini ditetapkan sebagai hotel bintang lima dengan tingkat diamond. Sehingga pada tahun 1991 hotel ini kembali berganti nama menjadi The Aryaduta Jakarta.
Pada tahun 1995, The Aryaduta Jakarta berhasil meraih penghargaan “Adikarya Wisata Award 1994” (tapi yang ini nggak pake drama dicabut kembali ya, #ehh), atas dedikasi yang tinggi dalam melayani tamunya selama bertahun-tahun.
Namun tak cukup sampai di situ, The Aryaduta Jakarta kembali berganti nama menjadi Hotel Aryaduta Jakarta dan masih beroperasi hingga saat ini.
Soal pelayanan memang nggak bisa dipungkiri, makanan yang dihidangkannya pun cukup memanjakan indera pengecap. Tapi urusan perabotan kamar, hmmm mom-maap nih, menurutku sedikit “usang” alias kuno. hehe.
Nggak sih yang kuno banget, kasurnya tetep empuk mantuliti. Hanya saja, urusan pengaturan seperti lampu tidur dan AC, masih menggunakan port khusus yang cukup unik.
Fasilitas dan Layanan Hotel Aryaduta jakarta
Sebagaimana umumnya hotel bintang lima, hotel Aryaduta Jakarta pun menyediakan berbagai fasilitas “premium” untuk para tamunya. Fitness Center, Pool, hingga live music yang digelar di lobby area. Musik Jazz yang dimainkan saat itu rasanya romantis. Tetapi karena sudah lelah dengan kegiatan seharian penuh, plus tugas yang masih harus diselesaikan malam itu juga, musik yang dimainkan pun hanya seperti angin lewat. Hehe. Sayang banget.
Selain live music yang menjadi angin lewat, aku pun tak sempat menikmati fasilitas pool atau fitnes center. Padahal aku sudah bawa sepatu dan training. Apalah daya, jadwalnya beneran padat. Jangankan menikmati fasilitas ini itu, kamar aja cuman buat nempelin iler sebentar doang. Wkwkwk.
Nah, urusan lift nih, ternyata aku yang katrok ini baru tahu kalau di hotel Aryaduta (atau mungkin di semua hotel bintang lima kali ya), kita itu cuma bisa akses lift ke lantai yang untuk umum dan lantai kamar kita saja. Sementara untuk ke lantai kamar yang bukan selantai dengan kamar kita, nggak bisa ya gaes. Jadi misal nih, kamarku kan di lantai 8, aku nggak akan bisa akses lift ke lantai 4 kalau aku nggak pegang kartu kamar di lantai 4.
Dan gara-gara itu pula, aku jadi nggak kebagian pempek ASLI Palembang yang dibawa temanku karena dia berada di lantai 4. Naasnya, sampai itu pempek habis, nggak ada satupun yang mau jemput aku. Sedihnya.
Maklumin aja ya, jujurly aku baru pertama kali nginepin hotel bintang lima, karena sebelum-sebelumnya cuma buruh event yang kalau masuk harus lewat loading-dock
Sedangkan fasilitas lain yang disediakan hotel adalah ballroom untuk wedding, event atau seminar. Kemarin pas kegiatan hari pertama Netifest juga menggunakan ballroom ini, makanannya beuhhhh, nggak abis-abis, gais! tiap dua jam nongol makanan. sedap lah pokoknya soal makanan mah, terjamin. Asli, kayak anak sultan.
Fasilitas Kamar
Sebagai peserta, kamar yang diberikan tentunya bukan yang kelas suite ya *yaiya lah, siape elu!
Meski kamar yang paling standar (antara superior dan deluxe), tapi standarnya tetep standar bintang lima dong, yang pasti lebih bagus dari kamar kontrakan eike. wkwkw.
Ukuran Kamar
Berbagai ukuran kamar yang tersedia di hotel Aryaduta antara lain, 27 m square untuk kamar superior, dan 36 m square untuk deluxe room. Sedangkan untuk kelas suite, luas kamar berukuran 46 m square, sedangkan ukuran yang paling jumbo yakni kelas bisnis seluas 87 m square.
Kasur yang tersedia untuk deluxe room menggunakan bed king size dengan kamar mandi lebih luas. Untuk kamar deluxe ini biasanya terletak di pojokan paling ujung sana dengan luas kamar 36 m square.
Sedangkan untuk kelas superior ada dua jenis bed yang digunakan, yakni single bed dan double bed. Kebetulan aku dapetnya yang single bed, karena memang disiapkan untuk 2 peserta, meskipun endingnya aku tidur sendiri karena peserta sebelah ternyata nggak hadir.
Iyes, guwe tidur sendiri, gaes!
Nah ini yang aku juga pengen cerita sedikit ya. :). Aku punya sedikit cerita Horor yang cukup mengesankan.
Jadi pas baru dateng dan registrasi bla bla bla, kan aku sudah dapet kartu akses kamar nih. Ternyata, si kartu dong nggak bisa dipakai, lampu sensor di pintunya nggak mau nyala, nggak bunyi “titss” kek yang lain gitu. Semacam aku tidak diterima di kamar ini gitu. wkwk.
Sampai ngerasa ini aku yang be*go nggak ngerti cara pakainya, apa gimana sih. Sedangkan beberapa temen yang barengan sudah pada masuk di kamar masing-masing. Secara nggak mungkin dong kartu belum diaktifin dikasih ke tamu, sedangkan buat akses lift aja bisa.
Ya sudah aku pun turun ke resepsionis dan bilang kalau kartu nggak bisa dipakai. Resepsionis yang sedang bertugas pun dengan sigap membantu mengaktifkan kartuku. Nggak butuh waktu lama, kartu pun sudah aktif dan kartu yang sama itu pula dikembalikan padaku.
Aku kembali ke depan pintu kamar dan menempelkan kartu di sensor pintu, alhamdulillah sudah bisa bunyi “titss”. Dan pintu pun terbuka. Tapi pas masuk kamar, hawanya emang masih agak asing, tapi hawa-hawa aneh bangetnya nggak kerasa, ya. Hanya masih sedikit ada aura nggak nyaman gitu, karena kan emang baru dateng. Ya aku anggap ini wajar sih.
Overall it’s OK, aku masih merasa nyaman.
Nah pas malemnya, sekitar jam 12 malem mendadak kerasa agak horor aja di kamar sendirian. Beneran nggak bisa tidur, ngerasa terintimidasi gitu, tapi nggak tau apa dan kenapa.
Padahal kepala rasanya udah berat banget. Badan juga udah capek pwol. Maklum dari sejak berangkat pagi-pagi dari Bali emang belum sempat istirahat. Setelah lelah dengan drama pertama kali naik pesawat sendirian plus pertama kali ke Jegardah. *Iyes, I am.
Sudahlah nggak sempat istirahat, habis sholat maghrib pada ngajakin hangout dan baru pulang larut malam. Dan dramanya itu jalan kekong ya Teh, dari hotel menuju monas, terus balik lagi ke hotel dengan jalan kaki. Warrrbyazah! Secara gengnya masih bocah semua, lah emak apa kabar.
Setelah nylimurin mata buat nonton tipi biar gak perlu tolah-toleh atau nglirik kesana-kesini, soalnya mataku ini kadang suka kepo meski otaknya nggak nyuruh. Sambil berkomat-kamit baca mantra doa sebelum tidur, doa sebelum makan, doa minta hujan, doa minta jodoh, dan doa-doa apa aja dah, tapi maaf namamu tak kusebut dalam doa ku kali ini! Baru deh bisa tertidur pulas.
Alhamdulillah sih ini hanya berlaku di malam pertama saja kok, malam-malam berikutnya aku sudah nyaman boboknya. Anteng ayem dan langsung pules. Entah karena sudah terbiasa, atau mungkin karena udah saking lelahnya nunggu kamu!
Ettapi, ada cerita horor lain dari temenku yang beda kamar. Jadi pas hari pertama kegiatan, atau malam kedua kami menginap. Seluruh peserta kan dikasih tugas yang detlennya tuh besok paginya. Sedangkan sehabis maghrib, kami semua harus mengikuti dinner sekaligus malam keakraban hingga lumayan malam. Demi menyelesaikan tugas negara kelompok ini, hampir semua peserta melek sampai larut banget.
Nah, temen aku yang kebetulan letak kamarnya di paling ujung sonoh noh, yang kamarnya deluxe itu loh. Kan harus ngelewatin koridor yang panjang banget tuh, ehh pas dia sampai di tengah-tengah lorong yang sepi dan remang-remang itu dong, tau-tau lukisan yang nempel di dinding samping kanan-kiri lorong itu jatuh. Eaaa.
Jalan sendirian, di lorong panjang yang remang-remang, terus tiba-tiba lukisan jatuh, hwawww banget kan rasanya. Ditambah lagi, malam itu pas malam Jumat ya Teh! serius.
Tapi yaudah sih, gitu aja. Bukan yang horor parah.
Bisa jadi si paku lukisan emang sudah rapuh, jadi pas kena angin si lukisan terus jatoh, gitu. Hehe.
Fasilitas Kamar Mandi
Seperti pada umumnya kamar mandi hotel, tipenya dry-bathroom. Letaknya di sebelah pintu masuk kamar, dan begitu pintu kamar mandi dibuka langsung mengadap sama closet.
Di kamarku kebetulan kamar mandi basahnya menggunakan bathtub pakai tirai, jadi bukan yang pakai kaca ya. Ribetnya sih, pas bagian bawah tirai keluar dari bathtub, airnya langsung turun ke lantai, banjir lah jadinya kamar mandi.
Masih di area bathtub, keran panas dingin yang dipakai masih yang tipe lama. Itu loh, yang musti diangkat “pakunya”, wkwkwk. Ini aku pernah ngalamin keran model gini nih 3x di hotel berbeda yang emang hotel lama.
Sumpah, pertama kali dulu aku celingukan nggak ngerti gimana cara nyalain kerannya. Ampun deh ah aku nih udiknya suka kelewatan. wkwk.
Oiya, di kamar mandi kamarku ini label putaran pengatur panas dinginnya sudah copot, jadi agak menerka-nerka ke mana harus memutar menuju keran panas, takutnya pas aku puter mendadak mendidih aja airnya. Mateng dong aku kek ayam rebus.
Dan untuk urusan itu, aku butuh beberapa kali mandi baru dapet kucuran air hangat yang pas. Bujubune.
Sedangkan untuk area wastafel, oke dan bersih. Toiletries yang disediakan adalah body lotion, bath gel, shampoo, conditioner, dan sikat gigi yang semua dikemas apik dengan “merek” Aryaduta. Perlengkapan lain yang disediakan adalah hairdryer, 2 gelas kumur, handuk, dan keset, yang semuanya selalu diservis everyday.
Fasilitas Lain-lain
Fasilitas di kamar kelas superior ini umum saja, yaitu lemari baju dengan hanger, safety box, sandal yang suwer tipis beud, ketel pemanas air beserta seperangkat alat sholat kopi dan teh.
Meja tulis juga tersedia lengkap dengan alat tulis dan buku katalog makanan, ya kali mau pesen makanan apa gitu tengah malem pas kelaparan. hehe.
TV dengan beragam channel juga tersedia, tapi aku hampir nggak pernah nonton, karena di kamar hanya sempat buat tidur aja, sisanya kegiatan di luar kamar pastinya. Wifi di setiap kamar tersedia dan lumayan kenceng, sayangnya, lagi-lagi nggak sempet dipake buat donlot drakor, wkwkw.
Fasilitas umum lainnya yaitu saluran telpon internal, AC, lampu kamar, dan seluruh lantainya pakai karpeth cin. Anti slip!
Oiya, karena AC-nya model central yang pengaturannya cuma bisa Low, Medium, dan High, dimana untuk low ini masih dingin banget buatku, jadi AC aku matiin. Aku hanya mengandalkan AC dari kamar mandi yang juga central dan tanpa pengaturan, jadi nggak bisa dimatiin.
Menu Breakfast Hotel Aryaduta Jakarta
Ini nih yang demen dari hotel berbintang. Biasanya hotel bintang empat ke atas menu sarapannya macam gini, berderet-deret kek kereta parahyangan.
Deretan roti aja ada macem-macem roti, bukan cuma roti tawar doang, bahkan roti tawarnya aja ada 3 macem. Dari yang biasa, setengah gandum, dan full gandum. Butter alias mentega juga beragam, mulai dari yang kemasan, hingga yang ada bumbu-bumbunya. Butter dengan garlic, butter ala perancis, ala italy, ala apa aja dah pokoknya. Selai juga macem-macem. Ini baru urusan roti doang.
Sebelahnya ada deretan salad, aneka grilled dari sosis ayam, sosis sapi, beef-bacon, daging ayam, dan kentang. Sebelahnya lagi menu nasi putih, menu Indonesia banget lah. Nasi putih, nasi goreng beserta seperangkat lauknya.
Foto di atas adalah menu sarapan yang aku pilih pas hari ke-3, baguette dengan butter ala Perancis, roti tawar gandum, sosis ayam dan sapi, beef-bacon, serta segelas jus jambu. SEHAT!
Bubur ayam ada di stand meja tersendiri, soto ayam juga, khusus makanan sehat ada varian oatmeal komplit dengan granula yang letaknya barengan sama stand waffle dan pancake. Omelette, salad buah dengan berbagai dressing, dan buah segar juga ready.
Minumannya juga tersedia banyak pilihan, mulai dari kopi, teh, jus buah, infused water hingga air mineral biasa lengkap tersedia. Haduhhh, jadi laper dah nulis ini.
Asli, jadi peserta Netifest BI rasa anak sultan pokoknya.
Rate Kamar
Berdasarkan rate di situs resmi Hotel Aryaduta (aryaduta.com), harga kamar hotel Aryaduta Jakarta yang paling murah (superior) starting from 750 ribuan per malam untuk harga kamar saja tanpa sarapan. Sedangkan untuk bed + breakfast ada selisih harga sekitar 100 ribu rupiah, menjadi 850 ribuan per malam.
Namun jika Teteh sudah menjadi member Hotel Aryaduta, Teteh bisa mendapatkan potongan harga hingga 100 ribu.
price rate: $$$
Lokasi Hotel Aryaduta Jakarta (Gambir):
Jl. Prajurit KKO Usman dan Harun No.44-48, RW.1, Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Untuk menuju ke lokasi hotel ini dari bandara Soetta, temen-temen bisa menggunakan bus tayo yang ke arah stasiun Gambir. Baru deh abis itu naik mag ojol.
Berikut beberapa kota yang memiliki Aryaduta Hotel dari Lippo Group ini.
– Jabodetabek:
- Aryaduta Hotel (gambir)
- Aryaduta Suites Semanggi
- Lippo Village
Aryaduta Bali – Aryaduta Bandung – Aryaduta Makassar – Aryaduta Manado – Aryaduta Medan – Aryaduta Palembang – Aryaduta Pekanbaru
Baiklah, sekian dulu ya cerita tentang horornya hotel Aryaduta Jakarta, semoga aku bisa segera cerita tentang staycation hotel lagi dalam waktu dekat ya, Temans.
Happy vacation, happy staycation, and see you!
안녕!