Taman Ujung Water Palace, Estetik dan Instagramable

Sudah mulai liburan lagi nih anak-anak. Yang pengen lancong ke Bali tapi bosen ke situ-situ aja, boleh loh cobain wisata Taman Ujung Water Palace yang terletak di Bali timur. Destinasi wisata ini merupakan wisata sejarah di salah satu bagian istana kerajaan Karangasem yang letaknya di desa Ujung.

Meski saat ini terbilang kurang populer, tau nggak sih kalau di wisata Taman Ujung Bali ini memiliki banyak spot foto yang estetik dan aseli cakep banget.

Kebetulan banget, kapan lalu aku ada kunjungan ke sana bareng keluarga besar perkumpulan keluarga Kalimantan Bali. Jujurly sih aku antusias banget ya, finally setelah menunggu sekian purnama janjinya, setelah sepuluh tahun tinggal di Bali.

Ada apa aja sih di wisata Taman Ujung Water Palace Bali? Yuk langsung saja syekidot.

Taman Ujung Water Palace Bali

Taman Ujung Water Palace Bali merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang terletak di ujung timur pulau Dewata. Tepatnya di banjar Ujung, Desa Tumbu, Karangasem Bali.

Taman Ujung sendiri adalah salah satu situs budaya peninggalan kerajaan Karangasem yang dibangun pada tahun 1909 di bawah pemerintahan Raja I Gusti Bagus Jelantik atau yang diberi gelar Agung Anglurah Ketut Karangasem.

Sejarah Taman Ujung Water Palace Bali

Kita mengulik sedikit pelajaran sejarah ya bestih. Jangan ngantuk! Hihi.

Taman estetik yang disebut-sebut sebagai hasil akulturasi cantik 3 budaya ini awalnya adalah sebuah kolam tempat eksekusi atau pembuangan orang pesakitan yang diberi nama kolam Dirah.

Konon, para pesakitan yang diceburkan ke dalam kolam mistis ini akan mendapat naas hingga meninggal jika memang bersalah. Sebaliknya, jika orang tersebut tak bersalah maka dia akan selamat. Namun versi lain disebutkan bahwa kolam Dirah adalah tempat pembuangan bagi orang-orang yang menguasai ilmu hitam.

Kolam Dirah pertama kali dibangun pada tahun 1901 oleh Raja I Gusti Gede Djelantik. Kemudian pada masa pemerintahan I Gusti Bagus Djelantik atau Agung Anglurah Ketut Karangasem (1909-1945), dilakukan renovasi yaitu dari tahun 1909 hingga 1921 dengan melibatkan 3 arsitek lintas budaya, yakni Van Den Hentz dari Belanda, Lato Ang dari China, dan seorang Undagi (arsitek adat Bali) dari kerajaan Karangasem.

Hingga kemudian tempat tersebut menjadi taman cantik sebagai tempat istirahat raja sekaligus tempat untuk menjamu tamu-tamu penting kerajaan.

Bangunan Utama bergaya Indis

  • Foto I Gusti Bagus Djelantik bersama Ayahanda I Gusti Gede Djelantik

Menurut artikel sejarah yang aku baca, hasil penelitian arkeologis-historis menyebutkan bahwa arsitektur bergaya Bali terlihat pada ornamen dekorasi dan relief dengan motif cerita pewayangan dan patra. Sementara bentuk bangunan utama merupakan gaya indis yang mewakili arsitektur Belanda. Sedangkan arsitektur China diwakili pada gapura masuk, kolam segi delapan, dan bale bundar (bale bengong).

Dari sekilas pengamatanku sih, jembatan menuju ke bale atau bangunan yang terletak di tengah-tengah kolam itu juga merupakan gaya khas kerajaan-kerajaan China. Buat yang sering nonton drama Korea bergenre historical, pasti paham deh. Kan Korea juga dulunya di bawah kerajaan China. Sedikit banyak, budaya China pasti tertanam meski pada akhirnya Korea berhasil mendirikan kerajaannya sendiri.

Uniknya lagi, konon sistem pertukangan yang digunakan pada saat itu sudah cukup modern, seperti pengecoran dan penggunaan cetakan untuk membuat relief pada dinding bangunan yang pada masa itu termasuk baru dan masih langka.

 

Spot Foto Estetik di Taman Ujung Water Palace Bali yang Instagramable

Yang namanya wisata jaman sekarang, urusan cekrek itu bukan sekedar dokumentasi ya, tapi sebuah kegiatan estetik yang wajib untuk “ngasih makan” semua lini sosial media. Dan yang terpenting, harus Instagramable serta tiktokable.

Spot yang mana aja nih yang paling ciamik dan nggak boleh sampai kelewat?

Sebenernya sih hampir semua spot ciamik, dari berbagai sudut pemotretan pun akan menghasilkan jepretan dengan nuansa yang berbeda. Fokus utama sih di view point. Karena dari titik ini, kita dapat melihat seluruh area taman hingga hamparan birunya laut timur Bali yang sangat cantik.

Foto diambil dari view point
tangga menuju view point, manteb juga buat pose

View point sendiri merupakan bangunan terbuka (saat ini, aslinya aku kurang tahu) yang terdiri dari beberapa pilar. Untuk menuju ke bangunan ini, kita harus menaiki anak tangga yang lumayan banyak. Nah, di bagian tangga ini sendiri juga cakep banget buat poto, loh.

Kalau tidak salah ingat sih, view point ini ada 2, sayangnya aku hanya sempet naik di 1 sisi saja karena buat naiknya itu cukup bikin bengek. Ditambah lagi, saat aku ke sana pas lagi panas cetar membahana badai plus juga sebelumnya sudah capek acara halal bi halal. Jadi ya gitu deh, udah gempor duluan. Wkwk.

Alasan lainnya, kasian sama sepupu yang udah kugeret buat bantu motoin. Haha. But, thank you banget Shiva, my dadakan photografer yang paham banget nyenengin manusia doyan poto ini.

Spot cantik ke dua adalah di jembatan menuju balai maupun gedung utama yang dihiasi dengan gapura-gapura cantik. Aseli ini cantik banget, loh. Sayangnya di posisi ini aku kurang dapet angel yang pas (baca: perutnya keliatan banget buncitnya *uhuk). Sedangkan di jembatan yang menuju bale bengong, aku nggak sempat foto di sana.

Untuk bangunan utama yang terletak di tengah-tengah kolam besar yang juga memiliki konsep bangunan kolonial tersebut, lebih cantik jika difoto dari kejauhan sebagai obyek utama. Bangunan utama ini berisi tentang foto-foto anggota kerajaan, makam raja terakhir yaitu I Gusti Bagus Djelantik, dan beberapa gambaran sejarah kerajaan Karangasem.

Tiket Masuk Taman Ujung Bali

Tiket masuk yang awalnya Rp.10.000, kemarin rombongan kami dikenakan Rp.25.000 per kepala untuk dewasa, dan Rp.15.000 untuk anak-anak usia 5 – 12 tahun. Untuk rombongan, biasanya ada diskon sih, tapi berapanya aku kurang paham. Kemarin juga tiket masuk dibayarin sama pak ketua, jadi emak ini tinggal cuss masuk lalu sibuk berpose.

Bagi pengunjung yang membawa kamera DSLR akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp.50.000, mungkin ini agak nggak jelas sih, tapi ya begitulah. Ya kalau uang tersebut untuk biaya atau donasi perawatan situs sih oke lah ya, asal tidak untuk masuk kantong rame-rame aja. Ehh.

Tapi kalau temen-temen pengen bikin foto pre-wedding di sini, kalian harus merogoh kocek lebih dalam. Katanya sih sekitar Rp.600.000 per sesi. Tapi nggak tahu juga apa segitu sudah termasuk tiket semua personil atau belum. Lumayan sih ya kalau kantongnya cekak. So, buat kalian yang pengen foto pre-wedd di Taman Ujung Bali, nabung mulai sekarang. Wkwkwk.

Tiket Masuk Taman Ujung Bali:

  • Tiket umum Dewasa: Rp.25.000/orang
  • Tiket Anak-Anak: Rp.15.000/orang
  • Parkir Motor: Rp.2.000
  • Parkir Mobil: Rp.5.000
  • Parkir Bus: Nggak tahu
  • Bawa kamera DSLR: Rp.50.000
  • Pre-Wedding: Rp.600.000/sesi

 

Oke deh yeoreobun, segini dulu cerita spot foto estetik dan sejarah singkat Taman Ujung Water Palace Bali. Semoga bermanfaat buat temen-temen yang lagi mencari tempat wisata dengan spot foto estetik khususnya di Bali.

Buat yang pernah ke Taman Ujung Bali, yuk tambahin cerita pengalamannya di kolom komentar. Sarangbeooo…

 

안녕!

About Author

Mom of 3 - a foodie, blogger, and always feel like younger than my skin.

1 Comment

  1. Hi there to all, for the reason that I am genuinely keen of reading this website’s post to be updated on a regular basis. It carries pleasant stuff.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

[instagram-feed feed=1]
error: Content is protected !!